PhotobucketAntrian Masyarakat untuk berebut bahan bakar minyak (BBM).


Pemerintah diminta tegas dan obyektif dalam pengawasan dan analisa BBM, serta melakukan tindakan preventif terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Tanjung Batu Kundur.


● Edisi 124 - 26 September 2011 ●

Karimun, SIASAT KOTA
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kecamatan Kundur, telah berjalan hampir setahun lamanya,  berdampak terhadap keresahan dan keluhan ditengah masyarakat. Hingga saat ini belum ada upaya pemerintah setempat dan PT. Kundur Mas untuk mengatasi kelangkaan BBM tersebut.

Harga bahan bakar minyak (BBM) yang melonjak naik,mencapai Rp 10 rb per-liter (botol), membuat masyarakat Kundur terbebani. Pemerintah setempat dan PT. Kundur Mas sebagai pangkalan utama BBM di Kecamatan Kundur diminta untuk bersikap tegas dalam mengatasi terjadinya kelangkaan BBM.

Menurut sumber masyarakat setempat kepada wartawan Siasat Kota mengungkapkan, akibat terjadinya kelangkaan  BBM disebabkan oleh lemahnya sistem dan ketentuan yang diterapkan kepada pemilik kios BBM selaku pengecer. Pemerintah setempat, dalam hal ini pihak kecamatan didampingi polisi pamong praja (Satpol PP) dinilai belum menjalankan peran dan fungsi, seharusnya turun kelokasi  dan mencari penyebab terjadinya kelangkaan BBM di pulau Kundur.

Permasalahan kelangkaan BBM di Kundur, sudah cukup lama menjadi polemik dan menimbulkan keresahan di masyarakat dengan harga yang tidak menentu. Hal tersebut diperkuat dari salah seorang sumber Siasat Kota yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, penyebab terjadinya kelangkaan BBM bukan di akibatkan habisnya minyak disetiap kios BBM namun sebagian pemilik kios sengaja menutup kiosnya dengan alasan minyak sudah habis, dilain tempat pemilik kios yang berada di simpang jalan kecamatan kundur menjual dengan harga yang tidak bisa ditetapkan, Rp 10 ribu sampai dengan Rp 15 ribu perbotol (liter). Dengan demikian harga perliter (botol bekas minuman keras) tersebut sudah jelas menjadi Rp 10 ribu perliter, karna isinya lebih kurang seliter perbotol.

Sementara itu masyarakat menduga sebagian pemilik kios yang sengaja menutup kiosnya dengan alasan bahan bakar minyak jenis premium  telah habis, akan tetapi mereka menjual dengan gelenan di pinggir-pinggir jalan.

Salah seorang warga kundur, Sudirman, yang sempat diminta tanggapannya oleh media ini mengatakan, “Seharusnya pihak kecamatan khususnya Sat. Pol PP bekerja sesuai tugas dan fungsinya, dengan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah, selama ini kelangkaan BBM di kundur hanya dilihat lalu dijadikan tontonan.”


“Setiap pasokan BBM melalui PT. Kudur Mas sebagai agen tunggal di pulau kundur, cuma bertahan satu sampai dua hari saja, sehingga dugaan masyarakat terhadap PT. Kundur Mas dan pemilik kios, bahwa BBM tersebut dijual ke daerah lain, bukan untuk masyarakat pulau kundur, “ ungkap Sudirman.

Peran serta pemerintah setempat sangat diharapkan turun kelapangan mengawasi  untuk mencegah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di pulau kundur dan penjualan minyak keluar daerah seperti, penyalai, kabupaten pelalawan, tanjung samak dan juga daerah lainya.               ●  Efrizal Tanjung/AS

Salam Untuk Penggemar "Surat Kabar Siasat Kota"

Mohon kiranya tidak memberikan komentar sekedar ucapan terimakasih atau just say hello. Kami tidak keberatan jika anda memanfaatkan ruang komentar di halaman ini untuk menaikkan rangking website anda di Google/search engine lainnya. Akan tetapi harap anda melakukannya secara elegan, yakni memberikan komentar yang berbobot mengenai Surat Kabar Siasat Kota.
Terimakasih atas perhatiannya.

Efrizal Tanjung
http://siasatkota-kepri.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar